Friday 3 December 2010

Bersedekahlah sebelum sedekah itu ditolak

Bersedekahlah sebelum sedekah itu ditolak Aisyah r.a berkata
bahwa beliau pernah
mendengar Rosulullah
SAW bersabda,"
Apabila harta
kekayaan tidak terdapat sedekah
sama sekali, maka ia
akan
membinasakannya". Sahabat Rumah
Yatim Indonesia yang
dicintai Allah SWT,
terfikirkah oleh kita
bahwa segala harta
kekayaan yang kita kumpulkan sedikit
demi sedikit hingga
kemudian membukit,
demikian juga segala
jabatan dan
kekuasaan yang dalam genggaman
kita saat ini dan esok,
akan musnah dalam
sekejab diluar prediksi
kita, sebabnya
kelihatannya sepele KARENA KITA
LUPA SEDEKAH. Dikisahkan, seorang
bangsawan
mempunyai seorang
pembantu setia yang
telah bekerja padanya
sedari kecil. Pembantu itu adalah
anak yatim piatu
terlantar yang
dipungut oleh
ayahnya di suatu
tempat. Sedangkan si bangsawan adalah
orang yang hidup
berkelimpahan harta,
gemar berfoya-foya,
namun tidak peduli
dengan orang-orang di sekitarnya yang
miskin dan menderita. Suatu hari, si majikan
memberi tugas
kepada si pembantu
tersebut untuk pergi
ke luar kota menagih
utang. Sebelumnya, dengan nada pongah
dia berpesan,
"Pembantuku, setelah Kamu berhasil
menagih semua uang
itu, pergilah berkeliling
kota untuk mencari
dan membelikan
barang yang belum aku miliki." Di dalam hati, si
bangsawan tertawa
geli. Sebab ide
menugaskan si
pembantu untuk
mencari dan membelikan barang
yang belum dipunyai,
sebenarnya bertujuan
untuk
mempermainkan
pembantunya demi menyombongkan
dirinya sendiri. Hal itu
dilakukan karena dia
tahu bahwa di
rumahnya yang indah
dan dipenuhi dengan kekayaan yang
berlimpah itu, tidak
ada suatu barang
berharga apapun
yang tidak dimilikinya. "Biarkan saja dia pusing dan
kecapekan berjalan
mencarikan barang
buatku hahaha". Serunya sambil
tertawa-tawa dalam
hati, membayangkan
pembantunya akan
frustasi. Beberapa hari
kemudian, saat
pembantunya pulang,
si bangsawan
menyambutnya
dengan antusias. Ia ingin tahu barang apa
yang berhasil di beli
oleh pembantunya.
Tetapi alangkah,
kaget dan marah
ketika tahu bahwa uang yang berhasil
ditagih, dihabiskan si
pembantu dengan
memberikan barang-
barang kepada orang-
orang miskin di sana. Tanpa mau
mendengar
alasannya, si
pembantu dihukum
cambuk. Kemudian ia
juga dipotong gajinya, dan sejak saat itu, si
bangsawan
memperlakukan
pembantu tersebut
dengan kasar dan
penuh makian. Tiba suatu ketika,
terjadi bencana alam
yang luar biasa di
sana. Seluruh harta si
bangsawan musnah
dan dia pun jatuh bangkrut. Karena
musibah yang
memporak-
porandakan desa itu,
kemudian si
bangsawan memutuskan untuk
pergi ke kota lain
guna mencari
kehidupan baru.
Sementara, sang
pembantu yang sering dicacinya,
tetap setia
mengikutinya. Berhari-hari
kemudian, setibanya
mereka di sebuah
kota, penduduk di
sana menyambut
mereka dengan baik dan ramah. Bahkan,
banyak di antara
mereka memberi
makan dan
tumpangan.
Mendapat perlakuan yang sangat ramah
tersebut, si
bangsawan
keheranan. Ia tidak
menyangka akan
mendapat perlakuan seperti itu. Lantas, ia
pun bertanya kepada
si pembantu. Pembantu itu pun
kemudian memberi
penjelasan, "Tuanku, saya pernah kemari
beberapa waktu lalu.
Tuan pasti ingat,
sewaktu memberi
tugas kepada saya
untuk memberikan barang yang belum
Tuan miliki dari semua
uang hasil tagihan.
Uang itu telah saya
belikan cinta kepada
orang-orang yang membutuhkan
bantuan saat itu.
Sekarang, giliran
merekalah yang
menolong kita saat ini.
Waktu itu Tuan telah punya semua barang,
hanya satu barang
yang Tuan belum
miliki, yaitu cinta.
Maka, waktu itu saya
membelikanya untuk Tuan. Dan cinta itulah
yang saat ini memberi
kehidupan baru
kepada kita. Semoga
Tuan memahami dan
tidak marah lagi atas tindakan saya waktu
itu." Dengan mata
berkaca-kaca, si
bangsawan kemudian
memeluk pembantu
setianya itu. Ia pun
berucap, "Sekarang aku baru sadar, aku
adalah seorang kaya
yang miskin … Miskin cinta, miskin perhatian
pada orang lain.
Terima kasih
Sahabat… Maafkan aku. Aku telah
memperlakukanmu
dengan semena-
mena. Padahal
Engkau telah
membelikan cinta yang tidak aku miliki.
Sekarang, justru cinta
itulah yang menolong
kita untuk memulai
kehidupan baru." Sahabat, Kita hidup di
dunia ini tidak sendiri,
namun saling
bergantung satu
sama lain. Kita sangat
membutuhkan orang lain agar hidup kita
tidak menjadi kaku
dan monoton.
Disadari atau tidak,
manusia secara alami
memiliki keterkaitan satu sama lain.
Karena itu, apa yang
kita lakukan pada
orang lain dan apa
yang kita perbuat saat
ini, bisa memberi dampak yang
terkadang tidak kita
sangka di masa
mendang. Karena itu, apapun
yang kita lakukan
saat ini, harus kita
pikirkan bagaimana
pengaruhnya bagi
orang lalin. Jika kita menebar kebaikan,
niscaya kita pun akan
mendapatkan balasan
kebaikan itu.
Memang, kadang
tidak secara langsung. Kadang,
balasan itu hadir saat
kita sedang benar-
benar membutuhkan. Mari, kita asah naluri
dan nurani kita agar
makin terbiasa
membantu orang lain.
Dengan begitu, kita
telah menanam banyak benih cinta
yang buahnya kelak
akan membawa kita
pada kebahagiaan
yang sesungguhnya. Awal bulan jangan
terlupakan zakat dan
sedekah kita
keluarkan agar
semakin berkah,

No comments:

Post a Comment