Sunday 11 October 2009

Silaturahmi yang terkontaminasi

Umumnya bangsa Indonesia terutama warga muslimin banyak yang menyelenggarakan halal bihalal, menjadi tradisi dan kegiatan rutin tahunan, setiap bulan Syawal.
Halal bihalal intinya adalah silaturahim, bermakna menjalin dan merawat hubungan cinta dan kasih sayang yang harmonis. Bila dalam keluarga memperkokoh sakinah mawaddah warahmah. Bila di luar keluarga juga menguatkan dalam persaudaraan, persahabatan atau pertemanan yang konon diramaikan setelah iedil fitri, saling memaafkan kesalahan yang satu dengan yang lainnya.
Saling bermaafan satu sama lain konotasinya menunjukkan terlepas dari dosa baik yang terasa maupun tidak.
Sifat yang paling baik dalam Islam adalah memberikan makanan serta memberi salam (assalamu alaikum) baik kepada orang yang kita kenali atau pun tidak dikenal 24), Apabila dari kedua muslim bertemu kemudian mereka berjabat tangan, maka oleh Allah diampuni dosanya sebelum mereka berpisah).
Adalah kewajiban bagi semua mukmin untuk menjalin silaturahim. “Tidak akan masuk Syurga orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan (silaturrahim)” 1507).Bahwa seseorang tidak dikatakan beriman atau tidak sempurna imanya bila tidak mencintai saudaranya atau jiran tetangganya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri, 28, 29). Selamatkanlah diri kamu dari Neraka, janganlah merasa selamat dari azab Allah dengan sebab mempunyai hubungan kerabat denganku melainkan kamu menjalinkan hubungan silaturahim iaitu Islam. Tentu aku akan menguatkan hubungan itu dengan hubungan yang kuat iaitu ihsan120), berbuat baik (3:92).
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, maka: 1. hendaklah dia berbuat baik kepada jiran tetangganya, 2. hendaklah dia memuliakan para tetamunya, 3. hendaklah dia bercakap hanya perkara yang baik atau diam 31). Sifat orang Islam yang paling baik adalah yang menyelamatkan orang-orang Islam dengan lidah dan tangannya 25). Hal ini termotivasi disamping untuk mengikuti dan mentauladani Nabi, sekaligus juga akan menambah keakraban dalam keluarga, bersahabat atau berteman sekaligus juga akan“Barangsiapa yang menginginkan rezekinya dimudahkan dan usianya dipanjangkan, maka hendaklah dia menyambung silaturrahim” 1508). Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim lain. Dia tidak boleh menzalimi dan dizalimi atau menyusahkannya. Barang siapa yang mau memenuhi hajat saudaranya, maka Allah pun akan berkenan memenuhi hajatnya. Barang siapa yang melapangkan satu kesusahan kepada seorang muslim, maka Allah akan melapangkan salah satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan Hari Kiamat nanti. Barang siapa yang menutup keaiban seseorang muslim, maka Allah akan menutup keaibannya pada Hari Kiamat (1519).
Bahwa tiap muslim adalah saudara. Seperti bangunan yang satu dengan yang lain saling mengokokohkan bagaikan satu tubuh, bila organ satu yang sakit maka yang lain ikut merasakannya, dan ikut membantunya. (49:10). Perumpamaan orang mukmin 1523) (contoh bila kaki kesandung maka sepontan mulut kita mengaduh, meneteslah darah di kaki, kepala jadi pusing dan akhirnya sekujur badan jadi meriang, demam.....
Kendalanya apabila datang ujian kepada kita maka hubungan silaturahim terkontaminasi atau terinfeksi (eleminasi) sehingga muncul tidak harmonis lagi, bahkan tidak sedikit menjadi putus hubungan. Adapun kendala itu sesungguhnya berasal dari nikmat, lalu kita tidak pandai mensyukurinya sehingga berubah dari nikmat menjadi laknat (14:7, terjadi mis understanding, kemudian perselisihan, lalu menjadi permusuhan dan tidak menutup kemungkinan menjadi pertumpahan darah).
Kendala tersebut merupakan permasalahan pada umumnya yang muncul dalam kenyataan kita, tidak semulus dari apa yang kita harapkan (putus silaturahim, menjadi rusak) , antara lain:
1. bertambahnya kekayaan, maka akan menambah pula kesibukan dari segala urusannya sehingga, waktu jadi berkurang, dan mempengaruhi sikap mental pribadinya:
a. Waktu menjadi kurang, yang pada akhirnya semakin lama, dan lama kelamaan mengakibatkan jadi Malu untuk bertemunya. b. Kendaraan bisa juga menjadi kendala, alasan macet, takut lecet, atau rusak. c. Adakalanya takut direpotin atau dimintain, karena dipandangnya akan mengurangi kekayaannya.
d. Malu ini bisa muncul juga karena berubah sikap, dari meningkatnya status sosial sehingga menganggap tidak selevel lagi dengan yang lain makanya tidak mau ketemu....gengsi dong. Masa saya harus datang ke tempat dia, saya tidak butuh sama dia...
2. meningkatnya karir dalam jabatan misalnya menjadi presdir pada suatu perusahaan, dirjen, irjen, menteri sebuah departemen dan paling tinggi presiden.
a. Birokratis, bisa merusak silaturahim dan tidak bisa dipungkiri, harus ada jalur dan prosedurnya (janganan persahabatan, saudarapun bisa putus)
b. Protokoler berkaitan dengan jadwal acara pejabat harus ada perjanjian, tidak mudah ketemu apalagi tidak jelas surat rekomendasinya
c. Privasi dan keamanan, terutama seolah-oleh menyangkut harga diri
bila datang dianggap tidak relevan dengan pekerjaan apalagi belum janjian, maaf tidak ada waktu
3. dan kemiskinan yang menjerat dalam hidupnya. Kemiskinan identik dengan kesusahan dan penderitaannya yang membuat jadi malu dan kaku tidak mudah berhubungan,
a. mungkin dia menyadari kemiskinnanya dengan menjaga diri dari penghinaan dan celaan
b. atau dia memaklumi kesibukan orang kaya atau pejabat sehingga tidak mau merepotkan orang kaya atau pejabat
c. kadang dia tidak mau berhubungan karena malu, apalagi kalo dia datang disangka mau meminta sesuatu. Semoga kita dapat merawat

No comments:

Post a Comment