Wednesday 8 February 2012

Orang yang Bangkrut

Menurut Rasululloh
SAW: Orang paling
bangkrut (MUFHLIS))
adalah orang yang
membawa pahala
shalat, puasa, zakat, haji, membaca Al
Quran dsb... namun
pada saat yang
bersamaan, ia
membawa dosa hasil
kezalimannya kepada orang lain. Kelak pada Hari
Perhitungan, pahala
orang tsb dialihkan
kepada orang2 yang
dizaliminya dan dosa
orang yang dizalimi dialihkan kepada
dirinya, hingga habislah
amal kebaikan yang
dibawanya dari alam
dunia. Orang yang MUQSITH
(adil) akan berusaha
meletakkan hawa
nafsu, syahwat dan
amarahnya sebagai
tawanan yang harus mengikuti perintah akal
dan agama. Tidak
menjadikannya sebagai
"tuan". Bagi seseorang yang
diamanahi jabatan dan
kedudukan untuk
mengelola Umat, sifat
muqsith harus benar2
hadir dalam dirinya. Dengan demikian umat
akan terpuaskan oleh
kepemimpinannya. ***** Alkisah seorang Wanita
bercerita kepada
Ustadz. Ia berkata: "Saya telah
menyia-nyiakan hal
terbaik dalam hidup.
Saya pernah dilamar
oleh tiga pria berbeda
dan menolak dua pria diantaranya". Pria pertama kini telah
berkeluarga dan
harmonis. Pokoknya
konsep sakinah,
mawaddah, warrahmah
tercermin dalam keluarga mereka. Pria kedua telah
menikah, bermukim di
luar negeri dan sangat
sukses secara
finansial. Sementara, pria ketiga
adalah suami pilihan
saya, namun sekarang
berpenghasilan sangat
minim, pemarah dan
selalu menyulitkan saya dan anak2. Lalu Ustadz menjawab:
"Dalam memaknai
konsep terbaik,
semestinya tidak
berdasarkan pada
pendapat pribadi. Terbaik bagi kita itu
adalah relatif. Tetapi
terbaik dari ALLAH itu
pasti. Terbaik itu harus
dilihat dari berbagai
sudut pandang". Dalam persepsi si
Wanita, suaminya
"dipotret" dari sisi
terburuk saja, sehingga
hasilnya adalah
sekumpulan foto-foto suami yang buruk rupa
dan perilakunya. ***** Sabda Rasululloh
SAW: "Takutlah
kepada ALLAH dan
takutlah untuk saling
menyakiti satu sama
lain, dan damaikanlah diantara kalian semua,
sebab ALLAH Yang
Maha Tinggi
mendamaikan kaum
beriman pada hari
Kiamat". Spirit Al Muqsith:
Segala sesuatu dapat
menjadi hal terbaik
dalam hidup, dengan
syarat kita mampu
mensyukurinya. Keadilan ALLAH, bila
dilihat dari sudut
pandang hawa nafsu
dan syahwat, pasti
rasa gelisah dan
kekecewaan yang didapat. Namun bila sudut
pandang berdimensi
akhirat, segala yang
terjadi akan menjadi
ringan, dengan
berpegang teguh prasangka baik
(husnuzan), bahwa
tidak ada ketentuan
ALLAH yang gagal
atau buruk. Kitalah
yang belum mengerti hakekatnya. Dengan memiliki suami
yang pemarah dan
berpenghasilan minim,
maka si Wanita akan
menjadi lebih
bertambah pahala kesabaran dan
ketabahannya. Jadi merupakan "pil
pahit" yang akan
menyehatkan jiwa/
qolbu-nya, ia akan lebih
taat beribadah dan
banyak mendekatkan diri kepada ALLAH
SWT. Kemungkinan jika si
Wanita berjodoh
dengan suami yang
hangat, harmonis dan
kaya raya, bisa jadi
akan berubah tabiat menjadi sombong,
takabur, angkuh
bahkan enggan
beribadah. Wallahu'alam.

No comments:

Post a Comment