Monday 23 August 2010

Manusia yang Baik

As my dear...semua manusia tidak pernah luput dari hilaf dan salah
karna manusia tempat berdosa dan memang bukan malaikat, makanya
manusia yang baik bukan berarti tidak pernah salah dan berbuat dosa
namun manusia bersalah itu dikatakan baik apabila mau bertaubat
menyesali perbuatan yang salah dan tidak mau mengulanginya. Puasa
adalah momen taubat dan pengampunan untuk meraih menjadi manusia
bertakwa

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwasanya Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda: "Adakah engkau semua tahu, siapakah orang yang pailit
- bangkrut - itu?" Para sahabat menjawab: "Orang pailit di kalangan '
kita ialah orang yang sudah tidak memiliki lagi sepeserpun atau
sesuatu benda apapun." Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam lalu
bersabda: "Orang pailit dari kalangan ummatku ialah orang yang datang
pada hari kiamat dengan membawa amalan shalat, puasa dan zakatnya,
tetapi kedatangannya itu dahulunya - ketika di dunia - pernah mencaci
maki si Anu, mendakwa atau menuduh serong kepada si Anu, makan harta
si Anu, mengalirkan darah si Anu - tanpa dasar kebenaran, pernah
memukul si Anu. Maka orang yang dianiaya itu diberikan kebaikan orang
tadi dan yang lainpun diberi kebaikannya pula, Jikalau
kebaikan-kebaikannya sudah habis sebelum terlunasi tanggungan
penganiayaannya,maka diambillah dari kesalahan-kesalahan orang-orang
yang dianiayanya itu lalu dibebankan kepada orang tersebut,
selanjutnya orang itu dilemparkanlah ke dalam neraka." (Riwayat
Muslim)

Hadis riwayat Abdurrahman bin Abu Bakrah Shallallahu 'alaihi wa sallam
, ia berkata:Kami sedang berada di dekat Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam ketika beliau bersabda: Tidak inginkah kalian
kuberitahu tentang dosa-dosa besar yang paling besar? (beliau
mengulangi pertanyaan itu tiga kali) yaitu; menyekutukan Allah,
mendurhakai kedua orang tua dan persaksian palsu. Semula Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersandar, lalu duduk. Beliau terus
mengulangi sabdanya itu, sehingga kami membatin: Mudah-mudahan beliau
diam

Hadis riwayat Abu Hurairah ra: ia berkata:Dari Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam tentang yang beliau riwayatkan dari Tuhannya, beliau
bersabda: Seorang hamba melakukan satu perbuatan dosa lalu berdoa: "Ya
Allah, ampunilah dosaku". Allah Taala berfirman: Hamba-Ku telah
berbuat dosa dan dia mengetahui bahwa dia mempunyai Tuhan yang akan
mengampuni dosa atau akan menghukum karena dosa itu. Kemudian orang
itu mengulangi perbuatan dosa, lalu berdoa lagi: Wahai Tuhan-ku,
ampunilah dosaku. Allah Taala berfirman: Hamba-Ku telah berbuat dosa
dan dia mengetahui bahwa dia mempunyai Tuhan yang akan mengampuni dosa
atau menyiksa karena dosa itu. Kemudian orang itu melakukan dosa lagi,
lalu berdoa: Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku. Allah Taala berfirman:
Hamba-Ku telah berbuat dosa dan dia mengetahui bahwa dia mempunyai
Tuhan yang akan mengampuni dosa atau menghukum karena dosa itu serta
berbuatlah sesukamu, karena Aku benar-benar telah mengampunimu. Abdul
A'la berkata: Aku tidak mengetahui apakah Allah berfirman "berbuatlah
sesukamu" pada yang ketiga kali atau keempat kali
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu pula dari Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam dalam suatu riwayat yang diceritakannya dari
Tuhannya yakni Allah Ta'ala sabdanya:
"Jikalau seseorang hamba itu melakukan sesuatu dosa lalu ia berkata:
"Ya Allah, ampunilah dosaku," maka berfirmanlah Allah Tabaraka wa
Ta'ala: "HambaKu melakukan sesuatu yang berdosa, lalu ia mengerti
bahwa ia mempunyai Tuhan yang dapat mengampuni dosa dan dapat pula
memberikan hukuman sebab adanya dosa itu." Kemudian apabila hamba itu
mengulangi untuk berbuat dosa lagi, lalu ia berkata: "Ya Tuhanku,
ampunilah dosaku," maka Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman: "HambaKu
melakukan sesuatu yang berdosa lagi, tetapi ia tetap mengetahui bahwa
ia mempunyai Tuhan yang dapat mengampuni dosa dan dapat pula
memberikan hukuman sebab adanya dosa itu." Seterusnya apabila hamba
mengulangi dosa lagi lalu berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah dosaku,"
maka Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman: "HambaKu berbuat dosa lagi,
tetapi ia mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang dapat mengampuni
dosa dan dapat pula memberikan hukuman sebab adanya dosa itu. Aku
telah mengampuni dosa hambaKu itu, maka hendaklah ia berbuat
sekehendak hatinya." (Muttafaq 'alaih)
Firman Allah Ta'ala: Falyaf'al ma-sya'a yakni bolehlah ia mengerjakan
sekehendak hatinya itu maksudnya ialah selama melakukan yang
sedemikian itu yakni melakukan dosa lalu segera bertaubat, maka Aku -
Allah - mengampuninya, sebab sesungguhnya taubat itu dapat melenyapkan
dosa-dosa yang sebelumnya.

َوَعَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( سَيِّدُ اَلِاسْتِغْفَارِ أَنْ يَقُولَ
اَلْعَبْدُ اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا
اِسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ
بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي; فَإِنَّهُ
لَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ )  أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيُّ
Dari Syaddad Ibnu Aus Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Permohonan ampunan
(istighfar) yang paling utama ialah seorang hamba membaca (artinya =
Ya Allah Engkaulah Tuhanku tidak ada Tuhan selain Engkau yang telah
menciptakan diriku aku hamba-Mu aku selalu berada dalam ikatan-Mu dan
perjanjian-Mu selama aku mampu aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan
yang aku perbuat aku mengaku kepada-Mu dengan dosaku maka ampuni

3 comments:

  1. Ampunilah kami ya Tuhan
    kami dan kepada Engkaulah
    tempat kembali
    "Allah tidak membebani
    seseorang melainkan sesuai
    dengan kesanggupannya. Ia
    mendapat pahala (dari
    kebajikan) yang
    diusahakannya dan ia
    mendapat siksa (dari
    kejahatan) yang
    dikerjakannya.
    "Ya Tuhan kami,
    janganlah Engkau hukum
    kami jika kami lupa atau kami
    tersalah. Ya Tuhan kami,
    janganlah Engkau bebankan
    kepada kami beban yang
    berat sebagaimana Engkau
    bebankan kepada orang-
    orang yang sebelum kami. Ya
    Tuhan kami, janganlah
    Engkau pikulkan kepada kami
    apa yang tak sanggup kami
    memikulnya. Beri maaflah
    kami; ampunilah kami; dan
    rahmatilah kami. Engkaulah
    Penolong kami, maka
    tolonglah kami terhadap
    kaum yang kafi
    r

    ReplyDelete
  2. Ampunilah kami ya Tuhan
    kami dan kepada Engkaulah
    tempat kembali
    "Allah tidak membebani
    seseorang melainkan sesuai
    dengan kesanggupannya. Ia
    mendapat pahala (dari
    kebajikan) yang
    diusahakannya dan ia
    mendapat siksa (dari
    kejahatan) yang
    dikerjakannya.
    "Ya Tuhan kami,
    janganlah Engkau hukum
    kami jika kami lupa atau kami
    tersalah. Ya Tuhan kami,
    janganlah Engkau bebankan
    kepada kami beban yang
    berat sebagaimana Engkau
    bebankan kepada orang-
    orang yang sebelum kami. Ya
    Tuhan kami, janganlah
    Engkau pikulkan kepada kami
    apa yang tak sanggup kami
    memikulnya. Beri maaflah
    kami; ampunilah kami; dan
    rahmatilah kami. Engkaulah
    Penolong kami, maka
    tolonglah kami terhadap
    kaum yang kafi
    r

    ReplyDelete
  3. "Ya Tuhan kami,
    janganlah Engkau hukum
    kami jika kami lupa atau kami
    tersalah. Ya Tuhan kami,
    janganlah Engkau bebankan
    kepada kami beban yang
    berat sebagaimana Engkau
    bebankan kepada orang-
    orang yang sebelum kami. Ya
    Tuhan kami, janganlah
    Engkau pikulkan kepada kami
    apa yang tak sanggup kami
    memikulnya. Beri maaflah
    kami; ampunilah kami; dan
    rahmatilah kami. Engkaulah
    Penolong kami, maka
    tolonglah kami terhadap
    kaum yang kafi

    ReplyDelete