Thursday 19 August 2010

2 SYARAT MERAIH KEBERKAHAN

DUA SYARAT MERAIH KEBERKAHAN
Untuk memperoleh keberkahan dalam hidup secara umum dan dalam
penghasilan secara khusus, terdapat dua syarat yang mesti dipenuhi.
1. Iman Kepada Allah سبحانه و تعالى.
Inilah syarat pertama dan terpenting agar rizki kita diberkahi Allah
سبحانه و تعالى, yaitu dengan merealisasikan keimanan kepada Allah
سبحانه و تعالى.
"Andaikata penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi."
[Al-A'raf : 96]
Di antara perwujudan iman kepada Allah سبحانه و تعالى yang berkaitan
dengan penghasilan, ialah senantiasa yakin dan menyadari bahwa rizki
apapun yang kita peroleh merupakan karunia dan kemurahan Allah, bukan
semata-mata jerih payah atau kepandaian kita. Sebab Allah telah
menentukan kadar rizki setiap manusia semenjak ia masih berada dalam
kandungan ibunya.
Bila kita pikirkan diri dan negeri kita, niscaya kita bisa membukukan
buktinya. Setiap kali kita mendapatkan suatu keberkahan, maka kita
lupa daratan, dan merasa keberhasilan itu karena kehebatan kita. Dan
sebaliknya, setiap terjadi kegagalan atau bencana, maka kita menuduh
alam sebagai penyebabnya, dan melupakan Allah سبحانه و تعالى.
"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang
menghardik anak yatim, Dan tidak menganjurkan memberi makan orang
miskin." (107:1-3) yang dimaksud dengan tidak memuliakan anak yatim
ialah tidak memberikan hak-haknya dan tidak berbuat baik kepadanya.
Rasulullah bersabda, "Muslim yang lebih baik adalah "Kamu memberikan
makanan dan mengucapkan salam atas orang yang kamu kenal dan tidak
kamu kenal."

Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda."Artinya : Barangsiapa yang
memberi buka orang yang puasa akan mendapatkan pahala seperti
pahalanya orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun"

Orang yang diundang disunnahkan mendo'akan pengundangnya setelah
selesai makan dengan do'a-do'a dari Nabi "Artinya : Telah makan
makanan kalian orang-orang bajik, dan para malaikat bershalawat
(mendo'akan kebaikan) atas kalian, orang-orang yang berpuasa telah
berbuka di sisi kalian" "Artinya : Ya Allah, berilah makan orang yang
memberiku makan berilah minum orang yang memberiku minum" "Artinya :
Ya Allah, ampunilah mereka dan rahmatilah, berilah barakah pada
seluruh rizki yang Engkau berikan"
Bersemangatlan wahai saudaraku -mudah-mudahan Allah memberkatimu dan
memberi taufik kepadamu untuk mengamalkan kebajikan dan taqwa- untuk
memberi makan orang yang puasa karena pahalanya besar dan kebaikannya
banyak.
Perwujudan bentuk yang lain dalam hal keimanan kepada Allah سبحانه و
تعالى berkaitan dengan rizki, yaitu kita senantiasa menyebut nama
Allah سبحانه و تعالى ketika hendak menggunakan salah satu
kenikmatan-Nya, misalnya ketika makan.
"Dari Sahabat Aisyah رضى الله عنها, bahwasanya Nabi صلی الله عليه وسلم
pada suatu saat sedang makan bersama enam orang sahabatnya, tiba-tiba
datang seorang Arab badui, lalu menyantap makanan beliau dalam dua
kali suapan (saja). Maka Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda :
"Ketahuilah seandainya ia menyebut nama Allah (membaca Bismillah),
niscaya makanan itu akan mencukupi kalian". [HR Ahmad, An-Nasa-i dan
Ibnu Hibban]
2. Amal Shalih
Yang dimaksud dengan amal shalih, ialah menjalankan perintah dan
menjauhi larangan-Nya sesuai dengan syari'at yang diajarkan Rasulullah
صلی الله عليه وسلم. Inilah hakikat ketakwaan yang menjadi syarat
datangnya keberkahan sebagaimana ditegaskan pada surat Al-A'raf ayat
96 diatas.
"Dan sekiranya mereka benar-benar menjalankan Taurat, Injil dan
(Al-Qur'an) yang diturunkan kepada mereka, niscaya mereka akan
mendapatkan makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka"
[Al-Ma'idah : 66]
Para ulama tafsir menjelaskan, bahwa yang dimaksud dengan "mendapatkan
makanan dari atas dan dari bawah kaki", ialah Allah سبحانه و تعالى
akan meielimpahkan kepada mereka rizki yang sangat banyak dari langit
dan dari bumi, sehingga mereka akan mendapatkan kecukupan dan berbagai
kebaikan, tanpa susah payah, letih, lesu, dan tanpa adanya tantangan
atau berbagai hal yang mengganggu ketentraman hidup mereka.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, "Pada anak keturunan orang shalih
akan dijaga, dan keberkahan amal shalihnya akan meliputi mereka di
dunia dan di akhirat. Ia akan memberi syafa'at kepada mereka, dan
derajatnya akan diangkat ke tingkatan tertinggi, agar orang tua mereka
menjadi senang, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur'an dan Sunnah'
Sebaliknya, bila seseorang enggan beramal shalih, atau bahkan malah
berbuat kemaksiatan, maka yang ia petik juga kebalikan dari apa yang
telah disebutkan di atas (Tetapi, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami),
maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya (7:96), Rasulullah صلی
الله عليه وسلم bersabda "Sesungguhnya seseorang dapat saja tercegah
dari rizkinya akibat dari dosa yang ia kerjakan"
Nabi bersabdanya: "Seburuk-buruk makanan ialah makanan walimah yang
tercegah (tidak diundang kaum fakir-miskin, padahal membutuhkannya),
tetapi yang diundang orang yang kaya (yaitu kaum yang tidak
membutuhkan, sebab sudah sering makan enak- enak).

Sebagian umat berkata "Tuhanku menghinakanku". Sekali-kali tidak
(demikian), Sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim (yaitu tidak
memberikan hak-haknya dan tidak berbuat baik kepadanya), Dan kamu
tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, Dan kamu memakan
harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang
bathil), Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang
berlebihan.

(Maka orang-orang yang beriman dan beram

2 comments:

  1. (Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia. 22:50)
    Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka dia akan berkata: "Tuhanku Telah memuliakanku". (89:15)
    Allah menyalahkan orang-orang yang mengatakan bahwa kekayaan itu adalah suatu kemuliaan dan kemiskinan adalah suatu kehinaan seperti yang tersebut pada ayat 15 dan 16. tetapi Sebenarnya kekayaan dan kemiskinan adalah ujian Tuhan bagi hamba-hamba-Nya.
    Orang yang puasa harus memenuhi undangan (makan) saudaranya, karena barangsiapa yang tidak menghadiri undangan berarti telah durhaka kepada Abul Qasim Shallallahu 'alaihi wa sallam, dia harus berkeyakinan bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan sedikitpun amal kebaikannya, tidak akan dikurangi pahalanya sedikitpun.

    ReplyDelete
  2. agar kamu mendapat
    rahmat".(27.46),
    7:23,149,151,
    12. Sedekah
    (yaitu) orang-orang yang
    sabar, yang benar, yang
    tetap taat, yang
    menafkahkan hartanya (di
    jalan Allah), dan yang
    memohon ampun di waktu
    sahur (3:15-17), Ketahuilah,
    Sesungguhnya nafkah itu
    adalah suatu jalan bagi
    mereka untuk
    mendekatkan diri (kepada
    Allah). kelak Allah akan
    memasukan mereka
    kedalam rahmat
    (surga)Nya; Sesungguhnya
    Allah Maha Pengampun lagi
    Maha Penyayang (9.99)
    13. Doa
    "Ya Tuhan kami, janganlah
    Engkau jadikan hati kami
    condong kepada kesesatan
    sesudah Engkau beri
    petunjuk kepada kami, dan
    karuniakanlah kepada kami
    rahmat dari sisi Engkau;
    Karena Sesungguhnya
    Engkau-lah Maha pemberi
    (karunia)" (3.8), Ya Tuhan
    kami, Sesungguhnya kami
    Telah beriman, Maka
    ampunilah segala dosa
    kami dan peliharalah kami
    dari siksa neraka," (3:16)
    "Ya Tuhan kami, kami Telah
    beriman, Maka ampunilah
    kami dan berilah kami
    rahmat dan Engkau adalah
    pemberi rahmat yang
    paling baik (23.109), "Ya
    Tuhanku berilah ampun
    dan berilah rahmat, dan
    Engkau adalah pemberi
    rahmat yang paling
    baik"(23.118) Wahai Tuhan
    kami, berikanlah rahmat
    kepada kami dari sisi-Mu
    dan sempurnakanlah bagi
    kami petunjuk yang lurus
    dalam urusan kami
    (ini)" (18:10), 7:56,

    ReplyDelete