Friday 25 June 2010

Mendermakan harta ke arah kebaikan 2:261.

Mendermakan harta ke arah kebaikan
2:261. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah (Pengertian menafkahkan harta di
jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan
perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain)
adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi
siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengetahui.
9: 111. Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri
dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka
berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu
telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan
Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada
Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan
itu, dan itulah kemenangan yang besar

2:195. Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah
kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat
baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat
baik.

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ayat ini (S. 2: 195) turun
berkenaan dengan hukum nafkah.
(Diriwayatkan oleh al-Bukhari yang bersumber dari Hudzaifah.)

Dalam riwayat lain dikemukakan peristiwa sebagai berikut: Ketika Islam
telah berjaya dan berlimpah pengikutnya, kaum Anshar berbisik kepada
sesamanya: "Harta kita telah habis, dan Allah telah menjayakan Islam.
Bagaimana sekiranya kita membangun dan memperbaiki ekonomi kembali?"
Maka turunlah ayat tersebut di atas (S. 2: 195) sebagai teguran kepada
mereka, jangan menjerumuskan diri pada "tahlukah" (meninggalkan
kewajiban fi sabilillah dan berusaha menumpuk-numpuk harta)
(Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Hibban, al-Hakim dan yang
lainnya yang bersumber dari Abi Ayub al-Anshari. Menurut Tirmidzi
hadits ini shahih.)

Menurut riwayat lain, tersebutlah seseorang yang menganggap bahwa
Allah tidak akan mengampuni dosa yang pernah dilakukannya. Maka
turunlah "Wala tulqui biaidikum ilat-tahlukah."
(Diriwayatkan oleh at-Thabarani dengan sanad yang shahih dan kuat,
yang bersumber dari Jabir an-Nu'man bin Basyir. Hadits ini diperkuat
oleh al-Hakim yang bersumber dari al-Barra.)

2:245. Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang
baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat
gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan
Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu
dikembalikan.
Sahabat Abi Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda:
"Tidak ada satu hari pun yang dijelang umat manusia, kecuali setiap
pagi ada dua malaikat yang turun. Salah satu dari malaikat itu
berkata: "Ya Allah, berilah ganti yang berlipat ganda kepada orang
yang telah menyedekahkan hartanya." Sedang yang satu lagi berkata: "Ya
Allah, hancurkanlah harta orang yang tidak mau bersedekah (pada hari
ini)." (HR. Bukhari dan Muslim).
Sahabat Abi Hurairah ra juga berkata, bahwa Rasulullah saw telah
bersabda: Allah swt telah berfirman: "Wahai hamba-Ku, bersedekahlah,
tentu Aku akan memberimu balasan rizki yang melimpah." Selanjutya
Rasulullah saw bersabda: "Kekuasaan Allah adalah sangat besar, hingga
tidak terbandingi oleh sedekah para dermawan yang mendermakan hartanya
sepanjang hari. Bahkan kalian tahu bahwa harta yang didermakan sejak
diciptakannya langit dan bumi sama sekali tidak akan membandingi rizki
yang berada dalam kekuasaan Allah. Arsy Allah berada di atas air,
sedang di tangan-Nya (dalam kekuasaan-Nya) terdapat timbangan, yang
bisa naik dan turun." (HR. Bukhari dan Muslim).
Sahabat Ibnu Mas'ud ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda:
"Siapakah di antara kamu yang lebih mencintai harta keluarganya
daripada hartanya sendiri?" Jawab para sahabat: "Tidak ada seorang pun
di antara kami yang lebih mencintai harta keluarga daripada hartanya
sendiri." Lalu Rasu-lullah saw bersabda: "Sesungguhnya hakikat harta
yang milik sendiri adalah harta yang diinfakkan ke jalan Allah,
sedangkan harta yang tersisa (belum diinfakkan) adalah harta milik
keluarga (ahli waris)." (HR. Bukhari dan Muslim).
Sahabat Ibnu Mas'ud ra berkata, bahwa Nabi saw telah bersabda: "Tidak
ada yang patut diirikan kecuali dua orang: Orang yang diberi Allah
harta kekayaan, kemudian ditasarufkan kepada jalan kebenaran. Dan
orang yang diberi ilmu pengetahuan, kemudian dia mengamalkan serta
mengajarkannya." Dalam riwayat lain ditegaskan: "Tidak ada yang patut
diirikan kecuali dua orang: Orang yang diberi Allah pengetahuan
tentang Al-Qur'an, kemudian mengamalkannya sepanjang siang dan malam.
Dan orang yang diberi Allah harta kekayaan, kemudian menasarufkannya
ke jalan kebaikan sepanjang siang dan malam." (HR. Bukhari dan
Muslim).
Imam Ahmad, Muslim dan Nasai mengetengahkan sebuah riwayat, bahwa
Rasulullah saw telah bersabda: "Sedekah sama sekali tidak akan
mengurangi harta seseorang. Dengan sedekah Allah akan menambah ampunan
dan kem

--
‎ ‎مصباح

http://www.facebook.com/abah.misbah?ref=profile#/group.php?gid=187256475997&ref=mf,
Http://nandang-MisbaH.blogspot.com,
http://sv-se.facebook.com/people/Nandang_Misbah/1297993210,
http://www.teladan.org/misbah/weblog,
http://profiles.friendster.com/56013272,
http://www.flickr.com/people/55246387@N00,
http://tagged.com/nandang_misbah
وَٱللَّهُ يَدعُواْ إِلَى دَارِ ٱلسَّلَـمِ وَيَہدِى مَن يَشَاءُ إِلَى
صِرَطٍ مُّستَقِيم

No comments:

Post a Comment