Thursday 20 May 2010

Mengenai keutamaan shalat Dhuha, telah diriwayatkan beberapa hadits yang diantaranya dapat saya sebutkan sebagai berikut Dari Abu Dzar رضي الله عنه, dari Nabi صلی الله عليه وسلم, beliau bersabda “Bagi masing-masing ruas[1] dari anggota tubuh salah se

Shahih Bukhari
-Imam Bukhari-
Shalat Dhuha
Muhammad bin Umar bin Salim Bazmul
Keutamaan Shalat Dhuha
Mengenai keutamaan shalat Dhuha, telah diriwayatkan beberapa hadits
yang diantaranya dapat saya sebutkan sebagai berikut

Dari Abu Dzar رضي الله عنه, dari Nabi صلی الله عليه وسلم, beliau bersabda

"Bagi masing-masing ruas[1] dari anggota tubuh salah seorang di antara
kalian harus dikeluarkan sedekah. Setiap tasbih (Subhanallah) adalah
sedekah, setiap tahmid (Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahtil
(Laa Ilaaha Illallaah) adalah sedekah, menyuruh untuk berbuat baik pun
juga sedekah, dan mencegah kemunkaran juga sedekah. Dan semua itu bisa
disetarakan ganjarannya dengan dua rakaat shalat Dhuha". Diriwayatkan
oleh Muslim[2]

Hadits Abud Darda dan Abu Dzar رضى الله عنهما, dari Rasulullah صلی
الله عليه وسلم, dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahamulia, dimana Dia
berfirman.

"Wahai anak Adam, ruku'lah untuk-Ku empat rakaat di awal siang,
niscaya Aku mencukupimu di akhir siang" Diriwayatkan oleh
At-Tirmidzi[3]

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, dia bercerita, dia berkata :"Tidak ada
yang memelihara shalat Dhuha kecuali orang-orang yang kembali kepada
Allah (Awwaab)". Dan dia mengatakan, "Dan ia merupakan shalatnya
orang-orang yang kembali kepada Allah (Awwaabin)". Diriwayatkan oleh
Ibnu Khuzaimah dan Al-Hakim. [4]

Hukum Shalat Dhuha
Hadits-hadits terdahulu dan juga yang semisalnya menjelaskan bahwa
shalat Dhuha pada waktu Dhuha (pagi hari) merupakan suatu hal yang
baik lagi disukai. [5]

Selain itu, di dalam hadits-hadits tersebut juga terkandung dalil yang
menunjukkan disyariatkannya kaum muslimin untuk senantiasa
mengerjakannya. [6]

Dan tidak ada riwayat yang menujukkan diwajibkannya shalat Dhuha

Waktu Shalat Dhuha
Waktu shalat Dhuha dimulai sejak terbit matahari sampai zawal
(condong). Dan waktu terbaik untuk mengerjakan shalat Dhuha adalah
pada saat matahari terik.

Dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah sebagai berikut.

Adapun permulaan waktunya, telah ditunjukkan oleh hadits Abud Darda
dan Abu Dzar رضى الله عنهما terdahulu. Letak syahidnya di dalam hadits
tersebut adalah ; "Ruku-lah untuk-Ku dari awal siang sebanyak empat
rakaat".

Demikian juga riwayat yang datang dari Anas رضي الله عنه, dia
bercerita, Rasulullah صلی الله عليه وسلم pernah bersabda.

"Barangsiapa mengerjakan shalat shubuh dengan berjama'ah lalu duduk
berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit dan kemudian mengerjakan
shalat dua raka'at [7], maka pahala shalat itu baginya seperti pahala
haji dan umrah, sepenuhnya, sepenuhnya, sepenuhnya" [8]

Dari Abu Umamah, dia bercerita, Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda.

"Barangsiapa mengerjakan shalat Shubuh berjama'ah di masjid, lalu dia
tetap berada di dalamnya sehingga dia mengerjakan shalat Dhuha, maka
pahalanya seperti orang yang menunaikan ibadah haji atau orang yang
mengerjakan umrah, sama persis (sempurna) seperti ibadah haji dan
umrahnya". Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani.

Dan dalam sebuah riwayat disebutkan.

"Barangsiapa mengerjakan shalat shubuh dengan berjama'ah, kemudian dia
duduk berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit…" Diriwayatkan
oleh Ath-Thabrani.[9]

Adapun keluarnya waktu shalat Dhuha pada waktu zawal, karena ia
merupakan shalat Dhuha (pagi).

Sedangkan waktu utamanya telah ditunjukkan oleh apa yang diriwayatkan
dari Zaid bin Arqam, bahwasanya dia pernah melihat suatu kaum yang
mengerjakan shalat Dhuha. Lalu dia berkata "Tidaklah mereka mengetahui
bahwa shalat selain pada saat ini adalah lebih baik, karena
sesungguhnya Rasulullah صلی الله عليه وسلم telah bersabda.

"Shalat awaabiin (orang-orang yang kembali kepada Allah) adalah ketika
anak-anak unta sudah merasa kepanasan"[10]. Diriwayatkan oleh Muslim
[11]

Jumlah Rakaat Shalat Dhuha Dan Sifatnya
Disyariatkan kepada orang muslim untuk mengerjakan shalat Dhuha dengan
dua, empat, enam, delapan atau dua belas rakaat.

Jika mau, dia boleh mengerjakannya dua rakaat dua rakaat.
Adapun shalat Dhuha yang dikerjakan dua rakaat telah ditunjukkan oleh
hadits Abu Dzar رضي الله عنه, Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda.

"Bagi masing-masing ruas dari anggota tubuh salah seorang di antara
kalian harus dikeluarkan sedekah …Dan semua itu setara dengan ganjaran
dua rakaat shalat Dhuha" Diriwayatkan oleh Muslim.[12]

Sedangkan shalat Dhuha yang dikerjakan empat rakaat, telah ditunjukkan
oleh Abu Darda dan Abu Dzar رضى الله عنهما, dari Rasulullah صلی الله
عليه وسلم, dari Allah yang Mahaperkasa lagi Mahamulia, dimana Dia
berfirman :"Wahai anak Adam, ruku'lah untuk-Ku empat rakaat di awal
siang, niscaya Aku akan mencukupimu di akhir siang" Diriwayatkan oleh
At-Tirmidzi. [13]

Sedangkan shalat Dhuha yang dikerjakan enam rakaat, ditunjukkan oleh
hadits Anas bin Malik رضي الله عنه : "Bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم
pernah mengerjakan shalat Dhuha enam rakaat" Diriwayatkan oleh
At-Tirmidzi di dalam kitab Asy-Syamaa-il. [14]

Dan shalat Dhuha yang dikerjakan delapan rakaat ditunjukkan oleh
hadits Ummu Hani, di mana dia bercerita :"Pada masa pembebasan kota
Makkah, dia mendatangi Rasulullah صلی الله عليه وسلم ketika beliau
berada di atas tempat tinggi di Makkah. Rasulullah صلی الله عليه وسلم
beranjak menuju tempat mandinya, lalu Fathimah memasang tabir untuk
beliau. Selanjutnya, Fatimah mengambilkan kain beliau dan
menyelimutkannya kepada beliau. Setelah itu, beliau mengerjakan shalat
Dhuha delapan rekaat" [15] Diriwayatkan Asy-Syaikhani. [16]

Sedangkan shalat Dhuha yang dikerjakan dua belas rakaat ditunjukkan
oleh hadits Abud Darda رضي الله عن

No comments:

Post a Comment