Thursday 21 April 2011

Alam Kubur Itu Benar Adanya (1)

Alam Kubur Itu Benar
Adanya (1) Kategori Aqidah | 16-04-2011 | 5 Komentar Alam kubur adalah
awal kehidupan hakiki
dari seorang manusia.
Mempelajari apa-apa
yang terjadi di alam
kubur banyak memberikan faedah.
Seseorang yang
mengetahui bahwa di
alam kubur ada nikmat
kubur tentu akan
berusaha sebisa mungkin selama ia
masih hidup agar
menjadi orang yang
layak mendapatkan
nikmat kubur kelak.
Seseorang yang mengetahui bahwa di
alam kubur ada adzab
kubur juga akan
berusaha sebisa
mungkin agar ia
terhindar darinya kelak. Nikmat dan adzab
kubur adalah perkara
gaib yang tidak
terindera oleh manusia.
Manusia yang
merasakannya pun tentu tidak dapat
mengabarkan kepada
yang masih hidup akan
kebenarannya. Maka
satu-satunya sumber
keyakinan kita akan adanya adzab dan
nikmat kubur adalah
dalil Qur’an dan Sunnah. Dan banyak
sekali dalil dari Qur’an dan As Sunnah serta
ijma’ para sahabat dan tabi’in yang menetapkan adanya
alam kubur. Namun
sebagian orang dari
kalangan ahlul bid’ah mengingkarinya karena
penyimpangan mereka
dalam memahami dalil-
dalil syar ’i. Dalam artikel ini akan
kami paparkan
beberapa dalil yang
menetapkan adanya
adzab dan nikmat
kubur serta pembahasan mengenai
beberapa kerancuan
yang beredar seputar
masalah ini. DALIL AL QUR ’AN Dalil 1 ُﺀﻮُﺳ َﻥْﻮَﻋْﺮِﻓ ِﻝَﺂِﺑ َﻕﺎَﺣَﻭ ُﺭﺎَّﻨﻟﺍ ِﺏﺍَﺬَﻌْﻟﺍ ﺍﻭﺪﻏ ﺎﻬﻴﻠﻋ َﻥﻮُﺿَﺮْﻌُﻳ ُﻡﻮُﻘَﺗ َﻡْﻮَﻳَﻭ ﺎﻴﺸﻋﻭ َﻝَﺁ ﺍﻮﻠﺧﺩﺃ ُﺔَﻋﺎَّﺴﻟﺍ ِﺏﺍَﺬَﻌْﻟﺍ َّﺪَﺷَﺃ َﻥْﻮَﻋْﺮِﻓ “Maka Allah memeliharanya dari
kejahatan tipu daya
mereka, dan Firaun
beserta kaumnya
dikepung oleh azab
yang amat buruk. Kepada mereka
dinampakkan neraka
pada pagi dan petang,
dan pada hari
terjadinya Kiamat.
(Dikatakan kepada malaikat):
“Masukkanlah Firaun dan kaumnya ke dalam
azab yang sangat
keras”.” (QS. Ghafir/ Al Mu’min: 45-46) Al Hafidz Ibnu Katsir
menjelaskan ayat ini,
“Arwah Fir ’aun dan pengikutnya
dihadapkan ke neraka
setiap pagi dan petang
terus-menerus hingga
datang hari kiamat.
Ketika kiamat datang barulah arwah dan
jasad mereka sama-
sama merasakan api
neraka”. Beliau juga berkata, “Ayat-ayat ini adalah landasan kuat
bagi Ahlussunnah
tentang adanya adzab
kubur” (Tafsir Al Qur ’an Azhim, 7/146). Hal ini
juga senada dengan
penjelasan jumhur ahli
tafsir seperti Mujahid
(dinukil dari An Nukat
Wal’Uyun, 4/39), Al Alusi (Ruuhul Ma ’ani, 18/103), Asy Syaukani
(Fathul Qadir, 6/328),
Al Baidhawi (Anwar At
Tanziil, 5/130),
Muhammad Amin Asy
Syinqithi (Adhwa ’ Al Bayan, 7/82),
Abdurrahman As Sa ’di (Taisiir Kariim Ar
Rahman, 738). Memang benar bahwa
ada penafsiran lain
terhadap ayat ini.
Qatadah menafsirkan
bahwa maksud ayat
(yang artinya) ‘Kepada mereka dinampakkan
neraka pada pagi dan
petang‘ adalah taubiikh atau penghinaan
terhadap Fir’aun dan pengikutnya dalam
keadaan mereka masih
hidup. Penafsiran ini
walaupun tidak
menetapkan adanya
adzab kubur namun tidak menafikannya.
Ibnu Abbas
Radhiallahu’anhu menafsirkan bahwa
arwah mereka ada di
sayap burung hitam
yang bertengger di atas
neraka yang datang di
kala sore dan pagi hari (dinukil dari An Nukat
Wal’Uyun, 4/39). Penafsiran Ibnu Abbas
ini pus menetapkan
adanya alam kubur. Ahli tafsir yang
terpengaruh permikiran
mu’tazilah pun membantah bahwa
ayat ini membicarakan
adzab kubur semisal
Az Zamakhsyari (Al
Kasyaf, 6/118) dan
Fakhruddin ArRazi (Mafatihul Ghaib,
13/342), dengan
sebatas bantahan
logika semata. Maka, -
insya Allah- penafsiran
yang tepat adalah yang kami sebutkan di awal
karena bersesuaian
dengan dalil lain dari Al
Qur’an dan Hadits yang akan kami
sebutkan nanti. Karena
antara dalil itu saling
menafsirkan dan tidak
mungkin saling
bertentangan. Dalil 2 {ِﺫِﺇ ﻯﺮﺗ ْﻮَﻟَﻭ ِﺕﺍَﺮَﻤَﻏ ﻲﻓ َﻥﻮُﻤِﻟﺎَّﻈﻟﺍ ُﺔَﻜِﺋﺎَﻠَﻤْﻟﺍَﻭ ِﺕْﻮَﻤْﻟﺍ ْﻢِﻬﻳِﺪْﻳَﺃ ﻮﻄﺳﺎﺑ ُﻢُﻜَﺴُﻔْﻧَﺃ ﺍﻮﺟﺮﺧﺃ َﺏﺍَﺬَﻋ َﻥْﻭَﺰْﺠُﺗ َﻡْﻮَﻴْﻟﺍ ْﻢُﺘْﻨُﻛ ﺎﻤﺑ ِﻥﻮُﻬْﻟﺍ ِﻪَّﻠﻟﺍ ﻰﻠﻋ َﻥﻮُﻟﻮُﻘَﺗ ْﻦَﻋ ْﻢُﺘْﻨُﻛَﻭ ِّﻖَﺤْﻟﺍ َﺮْﻴَﻏ َﻥﻭُﺮِﺒْﻜَﺘْﺴَﺗ ِﻪِﺗﺎَﻳَﺁ “Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat
di waktu orang-orang
yang zalim (berada)
dalam tekanan-tekanan
sakaratul maut, sedang
para malaikat memukul dengan tangannya,
(sambil berkata):
“Keluarkanlah nyawamu ”. Di hari ini kamu dibalas dengan
siksaan yang sangat
menghinakan, karena
kamu selalu
mengatakan terhadap
Allah (perkataan) yang tidak benar dan
(karena) kamu selalu
menyombongkan diri
terhadap ayat-ayat-
Nya. ” (QS. Al An ’am: 93) Al Imam Al Bukhari
rahimahullah, dalam
Shahih-nya membuat
judul bab َﺀﺎَﺟ ﺎﻣ ﺏﺎﺑ ِﺮْﺒَﻘْﻟﺍ ِﺏﺍَﺬَﻋ ﻰﻓ (Bab dalil-dalil tentang adzab
kubur) lalu beliau
menyebutkan ayat di
atas. Seorang pakar tafsir di
zaman ini, Syaikh
Abdurrahman As Sa ’di -rahimahullah-
menjelaskan, “Ayat ini adalah dalil adanya
adzab dan nikmat
kubur. Karena dari
konteks kalimat, adzab
yang ditujukan kepada
orang-orang kafir tersebut dirasakan
ketika sakaratul maut,
ketika dicabut nyawa
dan setelahnya ” (Taisiir Kariim Ar Rahman,
264) Dalil 3 ْﻦَﻤِﻟ ﺍﻮﻟﻮﻘﺗ ﺎﻟﻭ ِﻪَّﻠﻟﺍ ِﻞﻴِﺒَﺳ ﻲﻓ ُﻞَﺘْﻘُﻳ ْﻦِﻜَﻟَﻭ ٌﺀﺎَﻴْﺣَﺃ ْﻞَﺑ ٌﺕﺍَﻮْﻣَﺃ َﻥﻭُﺮُﻌْﺸَﺗ ﺎﻟ “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap
orang-orang yang
gugur di jalan Allah,
(bahwa mereka itu)
mati; bahkan
(sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu
tidak
menyadarinya. ” (QS. Al Baqarah: 154) Al Hafidz Ibnu Katsir
memaparkan, “Allah Ta’ala mengabarkan bahwa para syuhada
itu hidup di alam
barzakh dalam
keadaan senantiasa
diberi rizki oleh Allah,
sebagaimana dalam hadits yang terdapat
pada Shahih Muslim…. (lalu beliau
menyebutkan
haditsnya )” (Tafsir Al Qur’an Azhim, 1/446). Mengenai keadaan
para syuhada yang
setelah wafat
mendapat kenikmatan
di sisi Allah di alam
barzakh adalah pendapat jumhur
mufassirin, di
antaranya Mujahid,
Qatadah, Abu Ja ’far, ‘Ikrimah (Lihat Tafsir Ath Thabari, 3/214),
Jalalain (160), Al
Baghawi (Ma ’alim At Tanzil, 168), Al Alusi
(Ruuhul Ma’ani, 2/64), dll. Mereka hanya
berbeda pendapat
tentang bagaimana
bentuk rizki atau
kesenangan tersebut. Ayat ini sejalan dengan
ayat 45-46 pada surat
Ghafir (surat Al
Mu’min) yang disebutkan di atas.
Sebagaimana
penjelasan dari Al
Hasan Al Bashri, “Para syuhada itu hidup di sisi
Allah, mereka
dihadapkan kepada
surga sehingga mereka
pun merasakan
kesenangan dan kebahagiaan.
Sebagaimana arwah
Fir’aun dan kaumnya yang dihadapkan ke
neraka setiap pagi dan
sore hari sehingga
mereka merasakan
kesengsaraan” (dinukil dari Ma’alim At Tanzil, 168). Artinya, para
syuhada merasakan
kebahagiaan dan
kesenangan di alam
barzakh sebagaimana
Fir’aun merasakan kesengsaraan juga di
alam barzakh. Dan masih banyak lagi
dalil dari Al Qur ’an Al Kariim yang
menetapkan adzab
kubur sekiranya kita
mau merujuk pada
penjelasan para ulama. DALIL AS SUNNAH Dalil 4 ﺍﻮﻨﻓﺍﺪﺗ ﺎﻟ ْﻥَﺃ ﺎﻟﻮﻟ َّﻞَﺟَﻭ َّﺰَﻋ َﻪَّﻠﻟﺍ ُﺕْﻮَﻋَﺪَﻟ َﺏﺍَﺬَﻋ ﻦﻣ ْﻢُﻜَﻌِﻤْﺴُﻳ ْﻥَﺃ ﻲﻨﻌﻤﺳﺃ ﺎﻣ ِﺮْﺒَﻘْﻟﺍ “Seandainya kalian tidak akan saling
menguburkan, tentulah
aku akan berdoa
kepada Allah agar
memperdengarkan
kepada kalian siksa kubur yang aku
dengar.” (HR. Muslim 7393, Ahmad 12026,
dari sahabat Anas bin
Malik
radhilallahu’anhu)” Dalam Silsilah Ahadits
Shahihah pada hadits
nomor 158-159, Syaikh
Muhammad
Nashiruddin Al Albani -
rahimahullah- menjelaskan bahwa
hadits ini memiliki
beberapa syawahid,
yaitu dari jalan Zaid bin
Tsabit (HR. Muslim
7392) dan dari jalan Jabir bin Abdillah (HR.
Ahmad 14185, Al
Albani berkata: “Shahih muttashil sesuai
persyaratan Imam
Muslim”). Setelah itu beliau
memberikan penjelasan
penting, beliau berkata: “Dari beberapa hadits di atas terdapat banyak
faidah, yang paling
penting diantaranya: Pertama, menetapkan
adanya adzab kubur,
dan hadits-hadits
tentang hal ini
mutawatir . Maka tidak ada lagi kerancuan bila
ada yang meng-klaim
bahwa hadits-hadits
tentang hal ini adalah
hadits Ahad. Pun andaikata memang
benar hadits-haditsnya
adalah Ahad, tetap
wajib mengimaninya
karena Al Qur ’an telah menunjukkan
kebenarannya.
(Kemudian Syaikh
membawakan surat
Ghafir ayat 45-46). Pun andaikata memang
benar bahwa
permasalahan adzab
kubur tidak ada dalam
Al Qur ’an, hadits-hadits shahih yang ada sudah
cukup untuk
menetapakan akidah
tentang adzab kubur
ini. Klaim bahwa
perkara aqidah tidak bisa ditetapkan dengan
hadits Ahad yang
shahih adalah klaim
yang batil yang
diselipkan ke dalam
ajaran Islam. Tidak ada imam yang
mengatakan pendapat
demikian, tidak tidak
katakan oleh imam
madzhab yang empat
atau semisal mereka. Pendapat ini hanya
dikemukakan oleh
ulama ahli kalam yang
sama sekali tidak
didasari oleh
dalil” (Silsilah Ahadits Shahihah, 1/244) Beliau juga
mengatakan, “Adanya pertanyaan dua
Malaikat di alam kubur
adalah benar adanya.
Wajib untuk
mengimaninya. Hadits
tentang hal ini pun mutawatir .” (Silsilah Ahadits Shahihah,
1/244) Dalil 5 ْﺖَﻟﺎَﻗ َﺔَﺸِﺋﺎَﻋ ْﻦَﻋ ِﻥﺍَﺯﻮُﺠَﻋ َّﻰَﻠَﻋ ْﺖَﻠَﺧَﺩ ِﺩﻮُﻬَﻳ ِﺰُﺠُﻋ ْﻦِﻣ ﻰﻟ ﺎﺘﻟﺎﻘﻓ ِﺔَﻨﻳِﺪَﻤْﻟﺍ ِﺭﻮُﺒُﻘْﻟﺍ َﻞْﻫَﺃ َّﻥِﺇ ْﻢِﻫِﺭﻮُﺒُﻗ ﻰﻓ َﻥﻮُﺑَّﺬَﻌُﻳ ، ﺎﻤﻬﺘﺑﺬﻜﻓ ، ْﻢَﻟَﻭ ﺎﻤﻬﻗﺪﺻﺃ ْﻥَﺃ ْﻢِﻌْﻧُﺃ ، َّﻰَﻠَﻋ َﻞَﺧَﺩَﻭ ﺎﺘﺟﺮﺨﻓ ُّﻰِﺒَّﻨﻟﺍ – ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ – ُﺖْﻠُﻘَﻓ َّﻥِﺇ ِﻪَّﻠﻟﺍ َﻝﻮُﺳَﺭ ﺎﻳ ُﻪَﻟ ُﻪَﻟ ُﺕْﺮَﻛَﺫَﻭ ِﻦْﻳَﺯﻮُﺠَﻋ ، َﻝﺎَﻘَﻓ » ﺎﺘﻗﺪﺻ ، ْﻢُﻬَّﻧِﺇ ﺎﺑﺍﺬﻋ َﻥﻮُﺑَّﺬَﻌُﻳ ُﻢِﺋﺎَﻬَﺒْﻟﺍ ُﻪُﻌَﻤْﺴَﺗﺎﻬﻠﻛ . « ُﻪُﺘْﻳَﺃَﺭ ﺎﻤﻓ َﺫَّﻮَﻌَﺗ َّﻻِﺇ ٍﺓَﻼَﺻ ﻰﻓ ُﺪْﻌَﺑ ِﺮْﺒَﻘْﻟﺍ ِﺏﺍَﺬَﻋ ْﻦِﻣ “Dari Aisyah Radhiallahu ‘anha, ia berkata: Suatu ketika
ada dua orang tua dari
kalangan Yahudi di
Madinah datang
kepadaku. Mereka
berdua berkata kepadaku bahwa orang
yang sudah mati
diadzab di dalam kubur
mereka. Aku pun
mengingkarinya dan
tidak mempercayainya. Kemudian mereka
berdua keluar. Lalu
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam datang
menemuiku. Maka aku
pun menceritakan apa
yang dikatakan dua
orang Yahudi tadi
kepada beliau. Beliau lalu bersabda: ‘Mereka berdua benar, orang
yang sudah mati akan
diadzab dan semua
binatang ternak dapat
mendengar suara
adzab tersebut’. Dan aku pun melihat beliau
senantiasa berlindung
dari adzab kubur setiap
selesai shalat” (HR. Bukhari 6005) Hadits ini juga
menunjukkan bahwa
‘Aisyah Radhiallahu’anha meyakini adanya adzab kubur setelah diberitahu oleh
Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam. Dalil 6 Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: ﻰﻓ ُﻦِﻣْﺆُﻤْﻟﺍ َﺪِﻌْﻗُﺃ ﺍﺫﺇ َﻰِﺗُﺃ ِﻩِﺮْﺒَﻗ ، ْﻥَﺃ َﺪِﻬَﺷ َّﻢُﺛ ُﻪَّﻠﻟﺍ َّﻻِﺇ َﻪَﻟِﺇ َﻻ ، َّﻥَﺃَﻭ ِﻪَّﻠﻟﺍ ُﻝﻮُﺳَﺭ ﺍﺪﻤﺤﻣ ، ُﻪُﻟْﻮَﻗ َﻚِﻟَﺬَﻓ ) ُﺖِّﺒَﺜُﻳ ﺍﻮﻨﻣﺁ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ُﻪَّﻠﻟﺍ ِﺖِﺑﺎَّﺜﻟﺍ ِﻝْﻮَﻘْﻟﺎِﺑ ) “Jika seorang mu’min telah didudukkan di
dalam kuburnya, ia
kemudian didatangi
(oleh dua malaikat lalu
bertanya kepadanya),
maka dia akan menjawab dengan
mengucapkan:’Laa ilaaha illallah wa anna
muhammadan
rasuulullah’. Itulah yang dimaksud al qauluts
tsabit dalam firman
Allah Ta ’ala (yang artinya): ‘Allah meneguhkan orang-
orang yang beriman
dengan al qauluts
tsabit’ (QS. Ibrahim: 27)” (HR. Bukhari 1369, Muslim 7398) Ini adalah dalil Al
Qur’an sekaligus As Sunnah. Karena
merupakan bukti
bahwa surat Ibrahim
ayat 27 berbicara
tentang adzab kubur
dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri yang
menafsirkan demikian. Dalil 7 َّﺮَﻣ َﻝﺎَﻗ ٍﺱﺎَّﺒَﻋ ِﻦْﺑﺍ ِﻦَﻋ ُّﻰِﺒَّﻨﻟﺍ – ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ – ٍﻂِﺋﺎَﺤِﺑ ِﺔَﻨﻳِﺪَﻤْﻟﺍ ِﻥﺎَﻄﻴِﺣ ْﻦِﻣ َﺔَّﻜَﻣ ْﻭَﺃ ، َﺕْﻮَﺻ َﻊِﻤَﺴَﻓ ﻰﻓ ِﻥﺎَﺑَّﺬَﻌُﻳ ِﻦْﻴَﻧﺎَﺴْﻧِﺇ ﺎﻤﻫﺭﻮﺒﻗ ، َﻝﺎَﻘَﻓ ُّﻰِﺒَّﻨﻟﺍ – ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ – » ِﻥﺎَﺑَّﺬَﻌُﻳ ، ِﻥﺎَﺑَّﺬَﻌُﻳ ﺎﻣﻭ ٍﺮﻴِﺒَﻛ ﻰﻓ « ، َﻝﺎَﻗ َّﻢُﺛ » ﻰﻠﺑ ، َﻻ ﺎﻤﻫﺪﺣﺃ َﻥﺎَﻛ ِﻪِﻟْﻮَﺑ ْﻦِﻣ ُﺮِﺘَﺘْﺴَﻳ ، ﻰﺸﻤﻳ ُﺮَﺧﻵﺍ َﻥﺎَﻛَﻭ ِﺔَﻤﻴِﻤَّﻨﻟﺎِﺑ » “Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar
dari sebagian
pekuburan di Madinah
atau Makkah. Lalu
beliau mendengar
suara dua orang manusia yang sedang
diadzab di kuburnya.
Beliau bersabda,
‘Keduanya sedang diadzab. Tidaklah
keduanya diadzab
karena dosa besar
(menurut mereka
bedua)’, lalu Nabi bersabda: ‘Padahal itu merupakan dosa besar.
Salah satu di antara
keduanya diadzab
karena tidak
membersihkankan
bekas kencingnya, dan yang lain karena selalu
melakukan namiimah
(adu domba)” (HR. Bukhari 6055, Muslim
703) Dan masih banyak lagi
dalil dari hadits-hadits
yang shahih mengenai
adzab kubur, artikel ini
tentu bisa berpuluh-
puluh halaman jika kami bawakan semua. IJMA SAHABAT Dalil 8 Utsman bin Affan
Radhiallahu’anhu berkata: ﻪﻠﻟﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﺖﻌﻤﺳ ﻪﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻝﻮﻘﻳ ﻢﻠﺳﻭ » : ﻥﺇ ﻝﺯﺎﻨﻣ ﻝﻭﺃ ﺮﺒﻘﻟﺍ ﻪﻨﻣ ﺎﺠﻧ ﻦﻤﻓ ﺓﺮﺧﻵﺍ ﻪﻨﻣ ﺮﺴﻳﺃ ﻩﺪﻌﺑ ﺎﻤﻓ ، ﻪﻨﻣ ﺞﻨﻳ ﻢﻟ ﻦﻣﻭ ﻪﻨﻣ ﺪﺷﺃ ﻩﺪﻌﺑ ﺎﻤﻓ « ﻝﺎﻗ : ﻥﺎﻤﺜﻋ ﻝﺎﻘﻓ ﻪﻨﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﻲﺿﺭ : ﺎﻣ ﻻﺇ ﻂﻗ ﺍﺮﻈﻨﻣ ﺖﻳﺃﺭ ﻪﻨﻣ ﻊﻈﻓﺃ ﺮﺒﻘﻟﺍﻭ “Aku mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Alam kubur adalah awal perjalanan
akhirat, barang siapa
yang berhasil di alam
kubur, maka
setelahnya lebih
mudah. Barang siapa yang tidak berhasil,
maka setelahnya lebih
berat’ Utsman
Radhiallahu’anhu berkata, ‘Aku tidak pernah memandang
sesuatu yang lebih
mengerikan dari
kuburan’” (HR. Tirmidzi 2308, ia berkata:
“Hasan Gharib”, dihasankan oleh Ibnu
Hajar dalam Futuhat
Rabbaniyyah, 4/192) Juga sebagaimana
telah lewat, ‘Aisyah, Ibnu Abbas, Zaid bin
Tsabit, Sa’id Al Khudriy, Jabir bin
Abdillah radhiallahum
jamii’an, mereka semua mengimani adanya
adzab kubur. Imam
Abul Hasan Ali bin
Isma’il Al Asy ’ari - rahimahullah- berkata: ﻝﻮﺳﺭ ﺔﻋﺎﻔﺷ ﺍﻭﺮﻜﻧﺃﻭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﺍﻮﻌﻓﺩﻭ ﻦﻴﺒﻧﺬﻤﻠﻟ ﻦﻋ ﻚﻟﺫ ﻲﻓ ﺕﺎﻳﺍﻭﺮﻟﺍ ﻦﻴﻣﺪﻘﺘﻤﻟﺍ ﻒﻠﺴﻟﺍ ﺮﺒﻘﻟﺍ ﺏﺍﺬﻋ ﺍﻭﺪﺤﺟﻭ ﻲﻓ ﺭﺎﻔﻜﻟﺍ ﻥﺃﻭ ﺪﻗﻭ ﻥﻮﺑﺬﻌﻳ ﻢﻫﺭﻮﺒﻗ ﻚﻟﺫ ﻰﻠﻋ ﻊﻤﺟﺃ ﻥﻮﻌﺑﺎﺘﻟﺍﻭ ﺔﺑﺎﺤﺼﻟﺍ ﻢﻬﻨﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﻲﺿﺭ ﻦﻴﻌﻤﺟﺃ “Para ahlul bid’ah (yaitu mu’tazilah dan qadariyah),
mengingkari syafa ’at Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam terhadap orang-orang
yang memiliki dosa.
Mereka menolak
riwayat-riwayat dari
generasi salaf
terdahulu. Mereka juga menolak kebenaran
akan adanya adzab
kubur dan bahwa orang
kafir diadzab di dalam
kubur mereka. Padahal
para sahabat dan tabi’in radhiallahu’anhum ajma’iin telah bersepakat tentang hal
ini.” (Al Ibanah, 4) [Artikel selanjutnya
akan membahas
syubhat-syubhat dari
pada penolak adanya
adzab kubur] - Bersambung - — Penulis: Yulian
Purnama
Artikel muslim.or.id

No comments:

Post a Comment